Jumat, 23 Januari 2009

indahnya seNi

hewan-02.jpgBila kita perhatikan gambar-gambar berikut, sepintas tidak ada hal-hal yang aneh, karena itu adalah gambar-gambar yang sudah seringkali dilihat. Baik di film-film TV, di majalah, bahkan tidak sedikit yang sudah melihat langsung, di kebun binatang misalnya.

Namun apa yang akan diungkap disini, berkaitan dengan ‘indahnya seni’, lebih detailnya lagi, menciptakan seni dengan tangan.



hewan-06.jpg hewan-03.jpg hewan-05.jpg hewan-01.jpg hewan-04.jpg


Coba kita perhatikan lagi dengan seksama gambar-gambar di atas, namanya banyak, artinya sama: menggunakan tangan untuk berkreasi membuat keindahan sehingga menjadi suatu karya seni yang istimewa, handarbeit alias kerajinan tangan dari Jerman.

Diseluruh belahan dunia, namanya berganti-ganti, prakarya atau kerajinan tangan di negara kita, handicraft di Inggris, handvaardigheid di Belanda dan tentunya di lain negara dengan nama yang berbeda.


hewan-07.jpg


Tulisan ini bersumber dari majalah Alia, edisi Mei 2007 yang kebetulan tertangkap mata dan sepertinya menarik untuk diungkap disini.

Pengaruh seni kontemporer


Gambar diatas merupakan halaman majalah, yang mengiklankan tempat makan “Es Teler 77″. Pada gambar tersebut dapat kita lihat dengan jelas pengaruh dari seni kontemporer, terutama aliran art nouveau. Pada gambar diatas dapat kita lihat banyaknya penggunaan ornamen-ornamen sulur. lingkaran-lingkaran yang geometris, dan liukan-liukan khas Art Nouveau.



Gambar di atas adalah cover buku. Cover buku tersebut terlihat sedikit bergaya Art Nouveau dan Pop Art, terutama dari figure wanitanya yang berambut panjang dan agak berulir-ulir serta agak kekartun-kartunan. Kemudian dengan backgroundnya berupa lingkaran-lingkaran yang merupakan bentuk geometris, sedikit mengadaptasi gaya Art deco. Sementara dari warnanya yang keemasan, memberikan kesan yang glamour dan modern.



Gambar di atas juga cover dari buku (majalah sekolah). Dilihat dari gambarnya, terkesan adanya gaya Futuristik yaitu dari penonjolan tipografinya yang ditunjukkan dengan jenis tulisannya yang identik dengan teknologi mesin dan juga cara penempatan tulisannya yang agak tumpang tindih dan tidak teratur. Serta adanya garis-garis tambahannya memberikan kesan adanya unsur gerak dan kecepatan, seperti yang ada pada gaya Futurisme.


020420081020small.jpg


Gambar di atas adalah sebuah poster mengenai pameran Miffy yang diselenggarakan Dutch, kita dapat melihat poster ini ditempel di gedung kampus kita baru-baru ini. Gambar kotak di atas gambar Miffy terlihat sekali gaya De Stijl nya, yang tersiri atas warna merah, putih, hitam, kuning dan biru. Kesan simple yang hanya terdiri dari garis-garis saja.

040420081032newsmall.jpg

Gambar di atas adalah gambar cover album foto produksi Susan Album Photo. Sekilas kita langsung bisa melihat adanya kesan Art Nouveau di sana, lewat bentuk ulir-ulir frame nya yang memang berkesan flora, untuk menselaraskan dengan foto bunga mawar nya.


040420081034newsmall.jpg 040420081036newsmall.jpg

Gambar di atas juga merupakan cover depan dan belakang album foto produksi Susan Photo Album. Bergaya art nouveau, yang ditandai dengan ulir-ulir flora yang memenuhi cover hingga membentuk sebuah frame. Gaya art nouveau nya ini semakin menonjolkan kesan feminin dan cantik pada cover album ini.

gambar kursi: meniru gaya Bauhaus milik Marcel Breuer pada tahun 1929
Foto ini diambil di salon Johnny Andrean, Mall Taman Anggrek


Gambar make up: Gambar ini ada pada majalah seventeen Indonesia edisi
Juli 2007.
Make up ini meniru gaya De Stijl milik Piet Mondrian, Composition


[seni] Jane Alexander: deformasi dan diskriminasi


Butcher Boys

ArtThrob: artist bio and works

Tanpa terasa, postmodernisme telah menjadi tema dalam karya seni modern selama hampir seperempat abad--sejarah seni rupa pada umumnya menyatakan bahwa sisa-sisa paham modernisme telah mati pada awal 1970-an, dengan strategi dan tema yang telah dihabiskan oleh karya-karya pada era itu. Definisi modernisme itu sendiri adalah gerakan dalam seni yang mempunyai keterkaitan dengan kondisi politik dan sosial yang tengah terjadi di dunia dan masyarakat selama jangka waktu pembuatan karya. Postmodernisme memiliki keterkaitan dengan kondisi sosial yang serupa, namun dengan membuang batasan dan keterikatan jurnalistik yang dipegang oleh modernisme.

Pada dasarnya, dunia seni modern dan postmodern berada dalam struktur budaya sosial yang lebih luas sebagai hasil perkembangan dunia selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Meskipun karya-karya tertentu terkadang diberi label "Seni hanya untuk seni" dan berusaha untuk menjauhkan diri dari kehidupan nyata, seni selalu merupakan ekspresi dari kondisi manusia seperti halnya nilai-nilai budaya lain yang terdapat di masyarakat. Seniman juga merupakan manusia, dan mereka berpikir dan mempunyai perasaan yang dalam terhadap hal-hal yang sama dengan yang dipikirkan manusia cerdas dan berperasaan kuat pada umumnya. Bahkan ketika seniman menyatakan bahwa karya mereka tidak memiliki tujuan atau makna apapun, pernyataan tersebut memiliki maknanya sendiri tergantung apa yang tengah terjadi dalam struktur budaya dan intelektual masyarakat yang lebih luas. Dunia seni tidaklah terisolasi dari dunia nyata--tema-temanya boleh jadi berkembang dari logika internal, namun inspirasi akan tema-tema tersebut hampir tidak pernah berasal dari dalam dunia seni itu sendiri.


Born Boys

Patung-patung karya Jane Alexander, misalnya, yang banyak di antaranya menampilkan makhluk-makhluk 'kerdil' berbadan manusia dan bertopeng/berkepala hewan, dengan pandangan mata yang kosong dan terkucil (beberapa di antaranya malah memakai penutup mata), berpose dalam situasi sehari-hari seperti di halte bus, mengenakan pakaian rapi dan formal sebagaimana halnya manusia (atau anak-anak) terpelajar. Karya Alexander menimbulkan kesan yang merupakan perpaduan antara memilukan dan mengerikan; ia membangun patung-patungnya dari rangka dasar kawat berlapis gips yang kemudian ditambahkan unsur tubuh binatang seperti tanduk atau tulang. Cat minyak memberikan warna tipis pada permukaan kulit patung-patungnya yang pucat.

Karya Alexander bukanlah yang dapat diinterpretasikan secara mentah, namun dapat ditangkap secara garis besar bahwa dia memiliki perhatian dan simpati yang besar pada efek kerusakan sosial yang dapat ditimbulkan terhadap anak-anak, sedangkan warna putih kulit dan deformasi tubuh patung-patungnya melambangkan kengerian yang ditimbulkan oleh diskriminasi apartheid di tempat lahirnya, Afrika Selatan. Pose dan pakaian yang wajar dari patung-patung 'kerdil'nya, dengan pandangan kosong mereka yang menghipnotis, seolah menggambarkan keretakan yang telah terjadi dalam jiwa masyarakat--khususnya anak-anak--di kehidupan 'normal' yang mereka jalani bersama dengan kelompok sosial mereka sehari-hari. Beberapa di antaranya memiliki bekas luka operasi jantung (menggambarkan hilangnya 'hati') dan dalam pose wajar bertemakan hidup keseharian mereka membantu menekankan tema Alexander: bahwa kejahatan memiliki bentuk yang amat lumrah--bahwa orang kulit putih sendiri bahkan tak menyadari bentuk monster yang telah menjadi perwujudan mereka. Akan tetapi, sebagai salah satu seniman yang paling terkemuka di negaranya, Alexander juga merupakan salah satu dari mereka yang bersikap paling tertutup mengenai karya-karyanya--ia bersikeras bahwa patung-patung buatannya haruslah dapat menjelaskan diri mereka sendiri.

Jumat, 16 Januari 2009

Warna-warni Pelangi

Pelangi merupakan salah satu pemandangan indah yang jarang kita lihat. Jika dilihat, bentuk pelangi seperti busur di langit biru yang muncul karena pembiasan dari sinar matahari ketika hujan Kira-kira di mana ya pelangi bisa terlihat? Biasanya pelangi bisa dilihat di daerah pegunungan atau ketika mendung atau ketika hujan baru berhenti turun.

Pelangi merupakan satu-satunya gelombang elektromagnetik yang dapat kita lihat. Ia terdiri dari beberapa spektrum warna. Teman-teman bisa menyebutkan warna apa sajakah yang bisa kita lihat pada pelangi tersebut? Ya, benar, di antara warna tersebut adalah merah, kuning, hijau, biru, jingga, ungu dan sebenarnya ada warna-warna lain yang tidak dapat kita lihat langsung dengan mata. Warna merah memiliki panjang gelombang paling besar, sedangkan violet memiliki panjang gelombang terkecil.

Bagaimana pelangi terbentuk ?

Coba kita amati ketika sinar matahari mengenai cermin siku-siku atau tepi prisma gelas, atau permukaan buih sabun, kita melihat berbagai warna dalam cahaya. Apa yang terjadi adalah cahaya putih dibiaskan menjadi berbagai panjang gelombang cahaya yang terlihat oleh mata kita sebagai merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu.

Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut "spektrum". Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu ujung dan biri serta ungu disisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.

Ketika kita melihat pelangi, sama saja dengan ketika kita melihat spektrum. Bahkan, pelangi adalah spketrum melengkung besar yang disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari. Ketika cahaya matahari melewati tetesan air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi didalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.

Cahaya keluar kembali dari tetesan air kearah yang berbeda, tergantung pada warnanya. Dan ketika kita melihat warna-warna ini pada pelangi, kita akan melihatnya tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.

Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi kita harus berada diantara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang kita. Matahari, mata kita dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.

Sabtu, 10 Januari 2009

gaLerry kaRikatur

Caricature / Karikatur William Robertson Smith

gambar karikatur Prof.Smith


http://infosyiah.files.wordpress.com/2007/04/karikatur-lagi.gif

tau gag maknanya??


sumber: Kompas, Sabtu, 18 Maret 2006

sumber: Kompas, Rabu, 15 Maret 2006


sumber: Sinar Harapan, 22 Februari 2006


sumber: Kompas, Sabtu, 26 Nopember 2005.



Salah Satu Instruktur memberikan pelatihan pembuatan karikatur, yang dilaksanakan oleh pantaupemilu.or.id tanggal 19 Pebruari 2004

mengikuti pelatihan membuat karikatur



Fine Art Photography



Foto fine art bukan sebuah karya yang bersifat instan karena pemunculan gagasan atau idenya tidaklah serentak dan berkesan dadakan.

Kadangkala tak mudah bagi seseorang apalagi masyarakat awam memahami esensi sebuah foto, apalagi gambar yang diamati adalah karya-karya art photography. Salah satu alasannya adalah tampilan fotonya yang sedikit berbeda. Bahkan menurut beberapa orang karya art photography terlalu “rumit” untuk dimengerti. Hal ini bisa dimaklumi karena art photography memang masuk dalam kategori seni murni (fine art). Bahkan dalam perkembangannya foto-foto yang mengusung tema seni tinggi ini lebih dikenal sebagai fine art photography.

Lalu sebenarnya apa fine art photo­graphy itu? Ada beberapa pendapat yang mengiringi pengertiannya. Menurut Nico Darmadjungen salah satu fotografer fine art di Indonesia dia tak bisa memberikan definisi yang pasti untuk menerangkan fine art photography itu sendiri. Tapi secara umum fotografer lulusan sekolah seni Hamburg Jerman ini dapat mengatakan bahwa fine art photography adalah cabang fotografi yang lebih menitikberatkan nilai estetik dan intelektual dalam karya-karyanya. “Jadi selain indah foto tersebut juga mengandung arti,” tegas fotografer yang karyanya telah banyak dikoleksi oleh pecinta fotografi seni di Indonesia.

Artists of SIAPA SALIM ( Who’s Salim )

Salim’s works will be exhibited alongside the works of today’s artists, such as: Eddie Hara, Muhammad Reggie Aquara, Tommy Aditama Putra, Indra Gunadharma, Hamdan Omar, Syahrizal Pahlevi, Helmut Huang, Bibianna Lee, Nurhidayat, Magdalena Pardede, Mujahidin Nurrachman, Yus Herdiawan, Dandi Achmad Ramdhani (Achong), Erik Pauhrizi, Yogie Achmad Ginanjar, E. Ariardian Pramunindyo. Each of them will interpret the figure or the works of Salim into their own perspective.

E. Ariardian Pramunindyo dilahirkan pada tahun 1983. Pernah kuliah di Hubungan Internasional Universitas Padjajaran Bandung & Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Bandung. Pada tahun 2007 pernah mengikuti pameran “International Day of Peace” Boulevard Universitas Gajahmada Yogyakarta & “Unity of Art” Taman Budaya Yogyakarta. Saat ini sedang kuliah Seni Lukis Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Erik Muhammad Pauhrizi lahir di Bandung 1981. Lulus S-1 Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB dengan predikat cum laude. Pernah ikut serta dalam International Fellowship Program Finalist, Ford Foundation pada tahun 2008. Menyelenggarakan pameran tunggal Self Erasing, Mes 56 and LIP di Yogyakarta. Pernah juga mengikuti Dislocate – Reconnect, Art, Technology and Locality, Ginza Art Laboratory, di Tokyo 2007.

Helmut Huang lahir di Semarang 1964. Menyelesaikan kuliah Arsitektur Universitas Tarumanagara. Selama musim panas 2004 mengikuti Program Pelatihan Oil Painting di Central Academy of Fine Arts di Beijing,China. Menyelenggarakan pameran tunggal “Fragile Liaison” di The Peak Resort Dining, Bandung 2007. Pada tahun 2008 ikut serta dalam pameran bersama “Pameran Ultah V ART” di V Art Gallery Yogyakarta.

Indra Gunadharma lahir di Bandung 1963, lulusan Desain Grafis Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB 1988. Telah bekerja di industri Advertising lebih dari 19 tahun. Banyak penghargaan Citra Pariwara sejak 1996-2004 dan penghargaan iklan TV Berbudaya Terbaik dari Menteri Kebudayaan & Pariwisata 2004. Sekarang sebagai pelukis dan creative director di perusahaan iklan internasional di Jakarta.

Syahrizal Pahlevi dilahirkan di Palembang 1965. Tamat dari jurusan Seni Lukis ISI Yogyakarta. Pameran tunggalnya pada tahun 2008 “Juice Merah Hangat dan Segar”, Instalasi, Lembaga Indonesia-Prancis di Yogyakarta. Pada tahun yang sama “Maps in Mind/Pahlevi”, Galeri Langgeng, Magelang. Pernah menjadi Terbaik II Karikatur Pariwisata ‘KEKAR 91’, Jakarta.

Muhammad Reggie Aquara lahir di Bandung 1982. Lulus Seni Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB 2006. Ikut serta dalam Bandung Initiative #1 (Conversation Pieces), Roemah Roepa, Jakarta. Pada tahun 2007 mengikuti pameran 20 perupa muda Bandung, Congo Gallery di Bandung. Pernah terlibat dalam proyek Against the Wall Street Art Exhibition, Buton Kultur 21, Bandung.

Tommy Aditama Putra dilahirkan di Cirebon 1983. Kuliah di Seni Grafis Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Pada tahun 2008 ikut serta dalam pameran “Bandung New Emergence Vol.2”, Selasar Sunaryo Art Space & pameran “Linescape”. Space59 di Bandung. Pernah pula mengikuti pameran fotografi “PORTOGRAFI” di Galeri KITA, Bandung.

Mujahidin Nurrahman lahir pada tahun 1982. Menyelesaikan kuliah di Seni Grafis Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Tahun 2008 pernah mengikuti pameran ilustrasi kompas di Bentara Budaya,Jakarta. Pada tahun yang sama ikut serta dalam pameran ”Survey”, Galeri Edwin dan ”Seven”, Galeri Cemara 6 di Jakarta.

Yus Herdiawan dilahirkan di Bandung 1959. Mempelajari tentang lukisan dari Umi Dachlan, Redha Sorana dan Sunaryo. Pada tahun mengikuti The 2nd AIAE Exhibition, Selasar Sunaryo Art Space dan pameran ”26 Perupa Bandung”, Congo Gallery & Café di Bandung. Baru-baru ini ikut serta dalam pameran “Manifesto” di Galeri Nasional Jakarta. Sekarang bekerja di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung.

Nurhidayat, Lahir di Kuningan, 29 juli 1973. Sekarang tinggal dan bekerja di Perancis. Pameran Tunggal ( seleksi ): 1998 “ Desintegratif” Galeri Barak Bandung, Indonesia. 2004 “ Ilustrious Images” C+ Gallery Bandung, Indonesia. 2005 “ Seducing Memories” Cafe 203, Lyon, Perancis. 2006 “ Seducing Memories” Litle Soba, Saint-Etienne Perancis. 2006 “ Methamorphose” Rues des arts, Saint -Etienne Perancis. 2007 “ Seducing Memories” Le MAKI. Saint-Etienne. 2007 “ Machines Désirée” Galerie Le MAPRA, Lyon Perancis. 2008 « Bruissement de Signes » Galerie Le Realgar Saint - Etienne Perancis Pameran Bersama : 1998 -“PMIAA V “ Gallery Nasional, Jakarta, Indonesia.- 10 ème Salon International d’Art et d’Expression Contemporaine d’Aubusson, Perancis. 2007 - Nurhidayat dan Françoise Saby la Maison d’artisanat Saint Paul en Jarez Saint-Etienne Perancis.

Dandi Achmad Ramdhani lahir pada tahun 1974. Lulus kuliah dari Design Industri di ITENAS Bandung. Pendiri, pemilik & designer Ouval Research Bandung. Pernah ikut serta dalam pameran ”Her Dissapearing Moment” West Pasific Lounge, Jakarta 2006. Pada tahun yang sama, “Bandung New Emergence” Selasar Sunaryo Art Space, Bandung. Saat ini aktif sebagai illustrator untuk Wimar Witoelar, Sudjiwo Tedjo & Bara Patiradjawane.

Eddie Hara lahir di Salatiga dan sekarang tinggal dan bekerja di Basel, Swiss. Belajar seni lukis di ISI Jogjakarta dari tahun 1980 hingga 1989. Kemudian belajar di Akademie voor Beeldende Kunst Enschede (AKI), The Netherlands. Pameran tunggal: 2003 “Blues for Mimmo”, Eulenspiegel Galerie, Basel, Switzerland. “The Beasts in Me”, Chouinard Gallery, Hong Kong. 2004″We Are Not Alone-Lost Heroes and Sensible Weirdoes”, Jendela Art Space, Esplanade, Singapore. “Blues for Mimmo (Part II)”, Danes Art Veranda, Denpasar, Indonesia. 2005 “Captain Fuck & Co”, Canna Gallery, Jakarta, Indonesia. 2007: “Global Warming, Cool Art!”, Nadi Gallery, Jakarta, Indonesia.

Yogie Achmad Ginanjar, Lahir di Bandung tahun 1981. Lulus dari Seni Lukis FSRD – ITB. Pameran: 2008: Survey, Edwin gallery. Jakarta. 2007: On Appropriation, Galeri Semarang. 2006: ‘Bandung New Emergence’ , Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, : The Best 50 for West Java Painting Competition”, Landaart Building,: ‘Entropia’ , Padi Artground, Bandung:‘Place, Ground, Practice’, Asia Pacific New Media Arts, New Zealand . 2005: ‘Aku Bermain Maka Aku Ada (I Play Therefore I Am)”, National Gallery, ‘36 Frames’, Selasar Sunaryo Art Space, Bandung. 2004: ‘Steal Life’, Soemardja Gallery, Bandung, Awards 2006 : The Best 50 for West Java Painting Competition.



Rotua Magdalena Pardede Agung lahir di Jakarta 1971, pendiri dan direktur Kama Art Work. Kuliah di Seni Grafis IKJ. Pernah menjadi artist in residence di Curtin University Perth dan Tokyo Geidai. Pameran tunggalnya adalah “Woman & Her Living Room” 2006. Pada tahun 2008 ikut serta dalam pameran “Manifesto” & “Paris-Jakarta”. Pernah mendapatkan penghargaan sebagai pelukis terbaik pada Phillip Morris Award 1995.

Bibiana Lee pernah mengikuti workshop di Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA), Singapura. Selain melukis, juga mematung, dan mendesain piranti. Desain pirantinya yang berjudul M’bok Jamu telah terseleksi sebagai salah satu Indonesian Good Design Selection (IDGS) 2004 oleh Pusat Desain Nasional. Pameran tunggalnya digelar tahun 2008 ” SCREAM” Galeri Seni Rupa Milenium, Jakarta.

Hamdan Omar menyelesaikan kuliah di School of Art and Design MARA Institute of Technology (UITM), Malaysia 1977. Pada tahun 2007 mengikuti pameran “Launch” Koong Gallery & “Question of Distance” El Canna Gallery di Jakarta. Kemudian menggelar pameran tunggalnya “[re]born” Koong Gallery pada tahun 2008. Pernah menerima penghargaan Best of the Best of Indonesian Advertising Award di tahun 1995.

asal mula nama kota BALI

Nama BALI sudah sedemikian mendunia, bahkan para bule lebih mengenal Bali dari Indonesia. Sebelum tahun 1990, bule-bule ini sering kebingungan kalau kita mengatakan dari Indonesia, mereka malah balik nanya “Indonesia itu disebelah mananya Bali sih?� (hehehe…baru dikasih tahu kalo Bali is part of Indonesian, jawaban mereka “ohh really??..�). Tapi tahukah anda darimana asal nama BALI untuk pulaunya Dewata ini?.


Kedatangan seorang Maha Rsi Markandeya abad ke-7 memberikan pengaruh yg besar kepada kehidupan penduduk Bali. Beliau adalah seorang pertapa sakti di Gunung Raung, Jawa Timur. Suatu hari beliau mendapat bisikan gaib dari Tuhan untuk bertempat tinggal di sebelah timur pulau Dawa (pulau Jawa sekarang-red). Dawa artinya panjang, karena memang dulunya pulau Jawa dan Bali menjadi satu daratan. Dengan diikuti oleh 800 pengikutnya, beliau mulai bergerak kearah timur yg masih berupa hutan belantara. Perjalanan beliau hanya sampai di daerah Jembrana sekarang (Bali Barat) karena ¾ pengikut beliau tewas dimakan harimau dan ular-ular besar yg menghuni hutan. Akhirnya beliau memutuskan kembali ke Gunung Raung untuk bersemadhi dan mencari pengikut baru. Dengan semangat dan tekad yg kuat, perjalanan beliau yg kedua kalinya sukses mencapai tujuan di kaki Gunung Agung (Bali Timur) yg sekarang disebut Besakih. Sebelum pengikutnya merabas hutan, beliau melakukan ritual menanam Panca Dhatu berupa 5 jenis logam yg dipercayai mampu menolak bahaya. Perabasan hutan sukses, tanah-tanah yg ada beliau bagi-bagi kepada pengikutnya untuk dijadikan sawah, tegalan, rumah dan tempat suci yg dinamai Wasukih (Besakih). Disinilah beliau mengajarkan agama kepada pengiringnya yg menyebut Tuhan dengan nama Sanghyang Widhi melalui penyembahan Surya (surya sewana) 3 kali dalam sehari dengan menggunakan alat-alat bebali yaitu sesajen yg terdiri dari 3 unsur benda: air, api, bunga harum. Ajaran agamanya disebut agama Bali. Lambat laun para pengikutnya mulai menyebar ke daerah sekitar, sehingga daerah ini dinamai daerah Bali, daerah yg segala sesuatunya mempergunakan bebali (sesajen).


Bisa disimpulkan bahwa nama Bali berasal dari kata BEBALI yg artinya SESAJEN. Ditegaskan lagi dalam kitab Ramayana yg disusun 1200SM: “Ada sebuah tempat ditimur Dawa Dwipa yg bernama Vali Dwipa, dimana disana Tuhan diberikan kesenangan oleh penduduknya berupa bebali (sesajen)�. Vali Dwipa adalah sebutan untuk Pulau Vali yg kemudian berubah fonem menjadi Pulau Bali atau pulau sesajen. Tidak salah memang interpretasi ini melihat orang Bali yg memang tidak bisa lepas dari sesajen dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya.

art and craft movement

Gerakan seni dan kriya atau lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai art and craft movement adalah suatu gerakan pada akhir masa revolusi industri yang mementingkan komitmen kerja dan keindahan. Penganutnya menolak estetika yang dihasilkan oleh produksi secara massal, yang dianggap sebab utama hilangnya keindahan individual.

Art and craft movement memberikan kesan kembali ke periode gothic, roccoco, dan renaisans. Salah satu ciri utamanya adalah karya seni dibuat secara individu oleh seniman dengan sentuhan artistik yang khas. Setiap karya digarap dengan serius dan teliti.

Secara garis besar, art and craft movement terbagi atas dua aliran besar, yaitu:
1. Rasionaliasi desain oleh kalangan modernis-formalis
2. Stilasi desain oleh kalangan stylish, yang kemudian melahirkan Art Nouveau

Organisasi ini didirikan oleh John ruskin dan william Morris tahun 1888 di Inggris.Menurut dugaan mereka desain yang bagus berhubungan dengan tingkat sosial yang bagus.Ini merupakan visi sosial dimana para pekerja yang tidak bertindak brutal karena kondisi pekerjaan yang mereka temui di pabrik, tetapi cukup dapat bangga dengan hasil kerja tangannya dan keahliannya. Peningkatan kelas konsumen serupa dengan peningkatan produk-produk manufaktur para konsumen. Pada periode produk-produk dari pabrik memiliki tingkat desain dan kualiatas yang buruk.

Kedua pendiri memiliki paham sosialis, diantara ide-ide mereka adalah:
1. reformasi sosial
2. penolakan metode kerja pabrik yang membuat buruh kerja secara mekanis tanpa kesenangan. Ruskin cenderung pada metode kerja abad pertengahan dimana pekerja memiliki keterampilan dan kesenangan dalam proses produksi sebuah barang
3. menghasilkan barang yang indah dengan harga terjangkau orang banyak

Sementara itu sejak tahun 1850-an Inggris mereformasi jalur pelatihan tradisionalnya menggabungkan cara kerja pekriya
(pengrajin atau craftsmen) dengan akademi seni, tujuannya Inggris ingin mempertahankan keunggukannya dalam bidang kriya (handicrafts). Sejak itu muncul gilda-gilda dimana para artisan bekerja menggabungkan fungsi ekonomis dengan gaya hidup masyarakat tradisional setempat. Keadaan seni dan kerajinan yang berkembang pesat di Inggris ini mendorong jerman untuk mengirimkan ” mata-mata kebudayaan” Herman Muthesius,seorang kepala pendidikan desainuntuk pemerintah Jerman,yang merupakan pemenang standarisasi,dia percaya bahwa produksi massa dapat memberikan perkembangan demokratis seni. Salah satu kritik muthesius untuk art and craft movement adalah bahwa walaupun berusaha menyediakan barang-barang indah untuk masyarakat banyak, namun ternyata barang yang dibuat menjadi mahal dan hanya dapat dijangkau oleh kalangan kaya di Inggris.

Glassgow school didirikan oleh Charles Rennie Mackintosh, Margaret, dan Frances Macdonald dan George Walton. Di satu sisi Glassgow school dikaitkan dengan Art nouveau karena desainnya dipenuhi ornamen walaupun lebih bersifat geometris (ornamen Celtic, khas Skotlandia). Di sisi lain Glassgow school melalui hubungan antara Mackintosh sebagai muris William Morris banyak mendapat pengaruh dari art and craft movement. Di Inggris banyak pihak yang tidak mengakui Charles R. Mackintosh sebagai seorang pendesain art and craft movement. Ini disebabkan karena karya-karya nya seringkali tidak mementingkan keahlian dan keterampilan tangan yang tinggi. Karya furniturnya dibuat dengan keterampilan yang rendah dan sering kali melupakan konstruksi yang tradisional. Oleh orang-orang sejamannya Mackintosh lebih dianggap sebagai pendesain art Nouveau Eropa.

Di austria pengaruh dari gerakan seni dan kriya Inggris ini menyebabkan berdirinya Winner Werkstatte. Bengkel kriya ini didirikan tahun 1903 oleh Josef Hoffmann, Koloman Moser dan Fritz Warndorfer.