Kamis, 05 Februari 2009

SENI RUPA DAUR ULANG


Bagaimana gaya tokoh vang sudah almarhum saat menyedot rokok? Tengoklah di Galeri Semarang, Semarang, Jawa Tengah, 28 Juli hingga 6 Agustus mendatang. Ada lima lukisan potret tokoh dengan posisi kepala berbeda, ada yang teleng ke kiri, ada yang teleng ke kanan. Tapi semuanya dalam pose yang seragam: jari tangan kiri menjepit rokok yang sedang bertengger di bibir. Ibu jari tak tampak, jari telunjuk dan jari tengah menjepit rokok, dan jari manis berjarak dengan keduanya dan agak menutup jari kelingking di bagian ujungnya. Pose jari tangan pada karya lukis Agus Suwage dalam pameran bertajuk "On Appropriation" ini mirip pose jari tangan potret penyair Chairil Anwar. Agus menempelkan pose jari tangan kanan dan rokok Chairil Anwar pada potret artis serba bisa Benyamin Sueb serta Tatanka Iyotake alias Sitting Bull, yang memimpin 3.500 pejuang suku. Indian Sioux dan Cheyerme menggempur pasukan berkuda Amerika pada 1876. Sitting Bull ash merokok dengan pipa panjang.

Ada juga potret pelukis asal. Haiti, Basquiat, dan gitaris band musik cadas Nirvana, Kurt Donald Cobain, yang meninggal di garasi rumahnya pada 1994. Jari dan rokok Chairil Anwar juga menempel pada lukisan potret pemain drum kelompok rock 1970-an, Led Zeppelin, John Henry "Bonzo" Bonham.


Praktek main tempel inilah yang dimaksudkan kurator Rifky.Effendy sebagai tindakan appropriation (penyetaraan). Dalam seni rupa Banal, tulis Rifky dalam konsep kuratorialnya, istilah appropriation merujuk pada penggunaan elemen pinjaman dalam. suatu karya seni. "Sejak dekade 1980 istilah ini juga mengacu pada yang lebih khusus, mengutip karya seniman lain untuk menciptakan karya baru," katanya.

Rifky menunjuk kenakalan pelukis surealis Spanyol, Salvador Dali, pada 1954, yang menggarap potret La Gioconda atau Mona Lisa karya Leonardo da Vinci lewat karya lukis berjudul Self Portrait as Mona Lisa. Di tangan Dali, keelokan paras Mona Lisa berubah, tak hanya secara visual, tapi juga maknawi


Di Indonesia, menurut Rifky, pada abad ke-19 Raden Saleh Sjarif Bustamam meminjam karya pelukis Belanda, Nikoolas Pieneman, Gevangenneming van Diponegoro, bertarikh 1830. Di tangan Raden Saleh, adegan penangkapan Pangeran Diponegoro di Magelang, Jawa Tengah, menjadi karya dengan makna baru yang bersifat politis.


Pada 1990-an, ada pegrafis Tisna Sanjaya yang sering mencuplik citraan lukisan klasik pada karya etsa. Bahkan dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung, Asmujo Jono Irianto, habis-habisan mengambil citraan karya yang pernah ada sebagai parodi bagi seni rupa kontemporer dalam sebuah pameran beitajuk "Kleptosign".


Kini, pada pameran ini, Rifky mencoba mengumpulkan 13 "pendaur ulang" karya seni rupa. Ada perupa yang sudah melekat dengan gaya daur ulang semacam Agus Suwage. Menurut Rifky, Suwage sejak 1995 mulai menggarap karya berwatak apropriasi. Ia juga mengadopsi gagasan kebentukan perupa asing.


Selain Suwage, sejatinya tak ada perupa pendaur ulang yang konsisten dalam pameran ini. Mereka adalah perupa yang secara alamiah terpengaruh gagasan atau. elemen rupa dari sana-sini. Yang terjadi dalam pameran ini adalah kurator mengorder karya dengan kata kunci: citraan tokoh.


Hasilnya, dosen ITB, Aminudin TH. Siregar, memajang pose foto dirinya bersama seorang perempuan berjas lengkap memegang tongkat berdiri di atas meja dengan ekspresi, wajah bego. Tak ada yang mengejutkan dari karya yang sengaja dikutip dari karya performance art Gilbert dan George, Singing Sculpture, ini.


Atau karya Dipo Andy, 32 tahun, yang bergaya pop-art ala Andy Warhol, dengan menukangi citraan potret wajah tokoh dunia. Bedanya, Dipo Andy menggunakan teknik cat akrilik di atas kanvas, sedangkan Andy Warhol menggunakan teknik grafis. Astari Rasyid menampilkan lukisan pasangan yang berdansa dengan latar belakang istana merdeka. Ia mencuplik foto bekas presiden Megawati dalam pose yang sama. Adapun karya Wiyoga Muhardanto, 23 tahun, mampu merampas perhatian tanpa harus direcoki dengan kurasi praktek apropriasi. Karya patungnya dari bahan resin itu berbentuk benda fungsional dari citraan bentuk belulang manusia. Semisal, citraan tulang rusuk menghasilkan bentuk kutang tradisional perempuan Jawa dan tulang jari tangan menghasilkan citraan sepatu. atau headphone.

Tapi pameran ini menyisakan problem etik yang mengganggu: bagaimana tanggung jawab etik perupa yang mengutip citraan karya orang lain?

Tidak ada komentar: