Senin, 27 Juli 2009

Manipulasi Warna Rambut dengan Adobe Photoshop CS3

Hi readers setia........!! I'm come back dengan sedikit tema yang berbeda, kali ini aku pengen bagi-bagi ilmu yang aq puna tentang manipulasi photo.. bagi pemula yang pengen belajar Adobe Photoshop, kali ini aku memakai software Adobe Photoshop CS3.
untuk yang pertama kalinya, aku akan tunjukin gimana caranya mewarnai rambut pada photo tanpa anda harus mewarnai rambut anda secara nyata, tapi saya jamin, bila foto yang akan anda edit lightingnya bagus, pasti hasilnya akan terlihat lebih nyata.

Langkah-langkahnya':

1. siapkan foto yang akan anda pilih, kali ini saya akan menggunakan objek ini:

2. buka software adobe photoshop seri apa saja yang anda miliki, tetapi kali ini saya menggunakan adobe photoshop CS 3.
3. file-->open--> brows gambar yang telah anda siapkan,klik OK dan hasilnya seperti ini:

4. secara singkat saja, double click pada yang ditunjukkan seperti gambar di bawah ini

5. maka akan muncul window seperti ini, klik OK

6. maka nama layer yang semula 'background' akan berubah menajdi 'layer 0' seperti gambar dibawah ini, hal ini agar objek bisa lebih mudah di edit, karena banyak tools yang tidak mau bekerja bila gambar masih terdeteksi sebagai 'background' dan terdapat symbol log disampingnya.

7. klik 'brush tool' pada tools yang ada di sebelah kiri


8. lalu double klik gambar panah yang terdapat di samping kanan brush yang terletak di bawahnya menubar, pilih 'transparent red spray paint'

9. klik 'set foreground color' pada tools yang terletak di samping kiri

10.pilih warna sesuai selera anda dan klik OK, kali ini saya lebih memilih warna pink.

11. pada pilihan di bawahnya menu bar, tentukan sesuai selera anda, untuk hasil lebih terlihat nyata saya sarankan pilih diameter brush misalnya saja 50 px,'mode: color', 'opacity: 70%' , 'Flow: 70%' lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:

12. setelah itu, tahan klik kiri pada mous, mulailah poleslah perlahan, bertahap dan merata. untuk pemula, usahakan warna brush tidak mengenai bagian lain selain rambut demi hasil yang lebih baik.

13. hasil akhirnya seperti ini..
atau bila ingin mencoba warna lain maka hasilnya seperti ini:

selamat mencoba...!!
I'm glad if this article can
be useful for readers,,
(7/09 ata).

Senin, 25 Mei 2009

Bad Saturday!!

higs... higs,,, gag jaddi ujian TA!!
walopun aku lom bisa2 amat tapi kecewa jugga..
antara kecewa& kasian ama pak andy&pak aguz..
sebenerna nei gara2 muridna yg teledor, tapi mereka yg kena..
maavin kami iah Pak...
u are our best teacher,,

berawal dari sepulang sekola kira2 jam 1 siang aku,lusi,tiwi ke GM untuk sekedar Mc.Flurrynan d foodcourt..yg sebelumna uda kita rencanakan matang2 sebelum pulang sekola...
sebenerna kita sempat dilema sebelumna.. kita langsung mau k GM tanpa ganti baju ,, ato pulang dulu bwt ganti baju,, tapi mengingat bensinqu sekarat kalo harus pulang dulu ganti baju, teus jemput lusi, teus baru k GM...akhirnya kita sepakat ldari scul langsung meluncur k GM ,, tentunya masi pake seragam pramuka..
sesampai d tempat parkir GM, kita langsung menuju Foodcourt,, menemui kekasih dari cacing d perutku...!! yupz..yohai..bener beuud..!!Mc.Flurry tercintah..

Mc.flurry tercinta...

abiz Mc.Flurrynan, bgitu aq&temen2qu menyebutna, soalna kata2 itu berasal dari jenis ice cream yang diproduksi oleh Mc.D yang bernama Mc.Flurry+nan (imbuhan logat jawa)teus aq langsung adjah cari tempat duduk yg 1 meja masih ada 3 kursi yg kosong..
nah,,kita habiskan tuh Mc.Flurry yg belom tentu 6bulan 1x kita bisa menikmatinya... (maklum..kantong anak sekola..) hehehe..
setelah cukup lama kita ngobrol sambil minum es cream teus cacing d perutku ngasih signal yg bgitu kuat..bahwad citywalk ada siomey..wakakakagz...
teus kita bertiga jalan menuju city walk,,soalna dari pagi aku sama sekali lom sarapan....
tujuan utamana c mao beli siomey d barisan gerobak makanan yg warna&coraknya diseragamkan semua yang berada di tepian citywalk deket GM..
uh..sebel..semua makanan yang ada disana menggoda genit pada setiap cacing penghuni perutku, dan setiap langkahku penuh keraguan menghadapi segala godaan makanan yang melambai penuh arti..
atas segala keyakinan berdasarkan perhitungan yang matang yang telah kita rundingkan kurang lebih sekitar 15 detik itu akhirnya ..bismillahirrohmanirrohim.... kita memilih...MIE AYAM lah juaranya,, karna menurut analisa indra kuliner kita.... nei makanan lebih mengenyangkan,menyenangkan,murah,& kayana neh warung lariz..maka kita sepakat menu kita siang ini adalah mie ayam yang letaknya pas di samping kiri gerobak siomey..(mau makan/penilaian audisi kuliner c??)

capek neh..
kebanyakan ngoceh..
langsung adjah bapak2 tua sekitar kurang lebih 59 tahun itu mempersilakan kami duduk dan menawarkan menu pada kita.. terlihat didekatnya ibu2 berjilbab (seumuran bapak2 tadi) sedang mencuci mangkuk& gelas di air dengan ember yang sangat sederhana, prediksiku c, dia istrina yg jualan mie ayam... wakakakagz...gw sotoy bgt ea??padahal lom penah leat surat nikahna!! wallah......gag penting!! back to ibu2 tua. langsung adjah aku mendekat pada ibu2 itu dan mewakili kedua temenku memesankan menu yg akan kita makan.. "Buk. .. mie ayam tigo, es teh kalih, teh anget setunggal"(mengingat gw lagi batuk, gw pesen yg anget2 adjah..) sambil tersenyum ramah.. ibu2 tua tadi menjawabnya dengan kata-kata yang teramat sopan.. "njih.." (emang bener" pasangan suami istri yang ramah)
sambil ngobrol tak lama kemudian minuman datang.. disusul 3 mie ayam pesenan kita datang jugag.
tampang-tampang tiwi& lusi yg lg kelaparan

hmmmmmmmmm.....tanda-tanda cacingku tersenyum girang karena bau mie ayam yang langsung maksa masuk hidungku-->ke otak--> memberi pertanda di seluruh hardware yang akan aku gunakan untuk memangsa makanan...dan ... akhirnya... mataku merespon perintah otakku,,ku lihat sumpit didepanku..dan tak lupa tangankupun merespon perintah otakku,, ku ambil sumpit didepanku.. 2 detik kemudian ternyata mulutku juga merespondnya, mulutku berkata "tolong ambilin sambelna donz" tentu adjah karena tanganku tak sanggup menggapainya karena sambalnya ada didepan Lusi.. langsung adjah aku ambil 1.5 sendok sambal,, aku aduk2 mienya sampai sambalnya rata,,tanpa pikir panjang mulut,tangan,dan mataku bekerjasama dengan baik&benar sesuai prosedur yang berlaku untuk menghabiskan makanan&minuman yang telah dibuatkan penjualna,,sekitar 20 menit kita akhiri aktivitas menggiling kita,, dan segera kita bayar semua yang telah kita makan&minum...
buseeeeet......murah banget,,,masag teh angetku hargana cuman Rp.500,00 tak kusangka 2009 masih ada yang murah meriah macam ini..padahal tehna gelas gede &rasana muanntab..(hiperbole bgt) pokoe enak lah!!

teus dengan muka berminyak, bibir masih kepedesen,,jadi keliatan agak monyong...kita bertiga menyempatkan diri tug jalan" di sepanjang citty walk dari GM sampai Stadion Sliwedari... yang tujuan utamanya adalah Foto_foto,, wakakakagz... walopun modal muka paspasan,,n camera HP, kita tetep nekat adjah.. abizna tempatna kerend beud c??

cittywalk kota surakarta yg teramad cantik


gaya narsis uchy di citty walk


aq ama lussi...di rerumputan citty walk

tak terasa waktu uda nunjukin jam 15.30,,
nah...ujan dateng gitu adjah tanpa bilan sejam yang lalu,,,dan gag ada pilihan laen kecuali kita berteduh d warung Bundo.
awalna gag berani duduk..jadi kita cuman jongkok didepan warung... nah untungna pemilik warung berbaeg hati mempersilakan kita duduk di kursinya,,
sekian lama kita menunngu akhirnya ujan reda juga saat jam d hpqu menunjukkan angka 16.47..
wah wah...didepan warung ada genangan aer yang lumayan dalam.. kita putuskan tuk lepas sepatu n balik k GM ambil motor,,

nah kita langsung adjah masuk d halaman parkir GM...Lusi berbaeg hati mau mengambilkanku&tiwix helm d penitipan helm,,,
ea uda d, aku pake helmku,,n mundurin motor n mulai ngegas motor,,, aku dapet antrian keluar duluan dari pada tiwi,, setelah aku membayar ongkos parkir terus aku tunggu Lusi&tiwik didepan GM, setelah sekian lama aku tunggu dan kurasakan tetesan aer hujan semakin mengguyurku tapi mereka gag nongol2...akhirnya ku putuskan tuk pulang duluan tanpa berpamitan sebelum berpisah dengan mereka..
sesampai di ruma lansung mandi, sholat, OL ngidupin PC n OL mxit...
hehehe...

uda duiu iah pembaca cerita setiaku..
aku capeeg..
kupingku panas pake headset dari tadi..
c u
babay......

Minggu, 24 Mei 2009

pameran pendidikan di Manahan

ineey foto pameran pendidikan yang ada d manahan Sabtu,16 Mei 2009

wah..lg males basa basi, langsung lead fotona adjah ea...





Selasa, 19 Mei 2009

shape of art

Seni

Seni

Seni

Seni

Seni

Seni

Seni

Seni

Seni

Seni

Seni

Seni

Seni

Seni

Seni nothing

Seni nothing

SENI RUPA DAUR ULANG

Bagaimana gaya tokoh vang sudah almarhum saat menyedot rokok? Tengoklah di Galeri Semarang, Semarang, Jawa Tengah, 28 Juli hingga 6 Agustus mendatang. Ada lima lukisan potret tokoh dengan posisi kepala berbeda, ada yang teleng ke kiri, ada yang teleng ke kanan. Tapi semuanya dalam pose yang seragam: jari tangan kiri menjepit rokok yang sedang bertengger di bibir. Ibu jari tak tampak, jari telunjuk dan jari tengah menjepit rokok, dan jari manis berjarak dengan keduanya dan agak menutup jari kelingking di bagian ujungnya. Pose jari tangan pada karya lukis Agus Suwage dalam pameran bertajuk "On Appropriation" ini mirip pose jari tangan potret penyair Chairil Anwar. Agus menempelkan pose jari tangan kanan dan rokok Chairil Anwar pada potret artis serba bisa Benyamin Sueb serta Tatanka Iyotake alias Sitting Bull, yang memimpin 3.500 pejuang suku. Indian Sioux dan Cheyerme menggempur pasukan berkuda Amerika pada 1876. Sitting Bull ash merokok dengan pipa panjang.

Ada juga potret pelukis asal. Haiti, Basquiat, dan gitaris band musik cadas Nirvana, Kurt Donald Cobain, yang meninggal di garasi rumahnya pada 1994. Jari dan rokok Chairil Anwar juga menempel pada lukisan potret pemain drum kelompok rock 1970-an, Led Zeppelin, John Henry "Bonzo" Bonham.

Praktek main tempel inilah yang dimaksudkan kurator Rifky.Effendy sebagai tindakan appropriation (penyetaraan). Dalam seni rupa Banal, tulis Rifky dalam konsep kuratorialnya, istilah appropriation merujuk pada penggunaan elemen pinjaman dalam. suatu karya seni. "Sejak dekade 1980 istilah ini juga mengacu pada yang lebih khusus, mengutip karya seniman lain untuk menciptakan karya baru," katanya.

Rifky menunjuk kenakalan pelukis surealis Spanyol, Salvador Dali, pada 1954, yang menggarap potret La Gioconda atau Mona Lisa karya Leonardo da Vinci lewat karya lukis berjudul Self Portrait as Mona Lisa. Di tangan Dali, keelokan paras Mona Lisa berubah, tak hanya secara visual, tapi juga maknawi

Di Indonesia, menurut Rifky, pada abad ke-19 Raden Saleh Sjarif Bustamam meminjam karya pelukis Belanda, Nikoolas Pieneman, Gevangenneming van Diponegoro, bertarikh 1830. Di tangan Raden Saleh, adegan penangkapan Pangeran Diponegoro di Magelang, Jawa Tengah, menjadi karya dengan makna baru yang bersifat politis.

Pada 1990-an, ada pegrafis Tisna Sanjaya yang sering mencuplik citraan lukisan klasik pada karya etsa. Bahkan dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung, Asmujo Jono Irianto, habis-habisan mengambil citraan karya yang pernah ada sebagai parodi bagi seni rupa kontemporer dalam sebuah pameran beitajuk "Kleptosign".

Kini, pada pameran ini, Rifky mencoba mengumpulkan 13 "pendaur ulang" karya seni rupa. Ada perupa yang sudah melekat dengan gaya daur ulang semacam Agus Suwage. Menurut Rifky, Suwage sejak 1995 mulai menggarap karya berwatak apropriasi. Ia juga mengadopsi gagasan kebentukan perupa asing.

Selain Suwage, sejatinya tak ada perupa pendaur ulang yang konsisten dalam pameran ini. Mereka adalah perupa yang secara alamiah terpengaruh gagasan atau. elemen rupa dari sana-sini. Yang terjadi dalam pameran ini adalah kurator mengorder karya dengan kata kunci: citraan tokoh.

Hasilnya, dosen ITB, Aminudin TH. Siregar, memajang pose foto dirinya bersama seorang perempuan berjas lengkap memegang tongkat berdiri di atas meja dengan ekspresi, wajah bego. Tak ada yang mengejutkan dari karya yang sengaja dikutip dari karya performance art Gilbert dan George, Singing Sculpture, ini.

Atau karya Dipo Andy, 32 tahun, yang bergaya pop-art ala Andy Warhol, dengan menukangi citraan potret wajah tokoh dunia. Bedanya, Dipo Andy menggunakan teknik cat akrilik di atas kanvas, sedangkan Andy Warhol menggunakan teknik grafis. Astari Rasyid menampilkan lukisan pasangan yang berdansa dengan latar belakang istana merdeka. Ia mencuplik foto bekas presiden Megawati dalam pose yang sama. Adapun karya Wiyoga Muhardanto, 23 tahun, mampu merampas perhatian tanpa harus direcoki dengan kurasi praktek apropriasi. Karya patungnya dari bahan resin itu berbentuk benda fungsional dari citraan bentuk belulang manusia. Semisal, citraan tulang rusuk menghasilkan bentuk kutang tradisional perempuan Jawa dan tulang jari tangan menghasilkan citraan sepatu. atau headphone.

Tapi pameran ini menyisakan problem etik yang mengganggu: bagaimana tanggung jawab etik perupa yang mengutip citraan karya orang lain?


BURSA SENI VISUAL JAF-2008; Pasar Seni Rupa Lebih Berwarna


Jogja Art Fair #1 hendak mengawali tradisi art fair ini. Meski ditandai dengan lokalitas Yogya, event ini tetap akan membuka diri dalam jejaring yang luas, sampai tingkat nasional dan internasional, baik dari sisi keikutsertaan seniman ataupun penyebaran pasarnya.


Di beberapa negara, event seni rupa sebagai sebuah ruang perdagangan karya seni, bukanlah hal baru. Untuk mengenali event-event yang lebih disemangati suasana bisnis ekonomi ini, biasanya, penyelenggara menandainya dengan sebutan art fair. Beberapa contoh antara lain, Shanghai Art Fair, Singapore Art Fair, Basel Art Fair dan Beijing Art Fair.

Jogja Art Fair menjadi berbeda dengan art fair di negara lain, karena dalam event ini bukan galeri yang membeli stand, namun seniman. Penyebabnya adalah, pertama, Yogyakarta adalah kota yang kaya akan seniman, baik yang sudah terkenal maupun yang muda dan berbakat. Belum semua seniman muda ini mempunyai akses ke pembeli. Kedua, tidak semua galeri mau mengorbitkan sejumlah seniman muda tersebut.

Bursa Seni Visual, Jogja Art Fair (JAF)/Festival Kesenian Yogyakarta XX berlangsung di Galeri Taman Budaya Yogyakarta (TBY) 15 Juni hingga 7 Juli. Direktur JAF, Aji Wartono menyebutkan, kegiatan ini dimaksudkan sebagai program yang secara sadar hendak menyikapi wilayah komodifikasi dalam realitas seni visual. Tak bisa dipungkiri penilaian tinggi secara nominal terhadap karya seni, utamanya, seni lukis telah menjadi rahasia umum dan diikuti pula dengan maraknya pameran-pameran.

Jogja Art Fair #1 hendak mengawali tradisi art fair ini. Meski ditandai dengan lokalitas Yogya, event ini tetap akan membuka diri dalam jejaring yang luas, sampai tingkat nasional dan internasional, baik dari sisi keikutsertaan seniman ataupun penyebaran pasarnya. Terakhir, sebagai sebuah event yang dicita-citakan untuk berkelanjutan penyelenggaraannya, Jogja Art Fair akan menjadi event tahunan yang dimungkinkan untuk lepas dari program Festival Kesenian Yogyakarta.

Meski pasar seni rupa Indonesia lebih berwarna dengan melejitnya seni lukis sebagai karya yang paling laku, Jogja Art Fair tetaplah membuka diri untuk hadirnya karya-karya visual yang lain, semacam karya objek atau karya tiga dimensi, instalasi, street art, fotografi, seni video, new media art, dan lain-lain. Sebagai bagian dari wacana seni rupa, Jogja Art Fair akan menjadi sebuah event yang secara sadar, tegas, dan berani menampilkan diri sebagai event yang hendak mengukur dirinya dalam kerangka estetika resepsi. Dalam kerangka estetika tersebut, keberhasilan event ditentukan oleh banyaknya jumlah nominal yang bergerak dan terlibat dalam jual beli di arena pameran.

Sisi ini, secara tidak langsung juga akan menunjukkan serpihan wajah art scene Indonesia tentang berbagai kecenderungan seni visual yang sedang diminati publik. "Bursa seni visual Jogja Art Fair #1 ini merupakan salah satu program penggalangan dana dalam FKY XX 2008 ini." tambah Aji Wartono.

Kamis, 02 April 2009

ke Tawang Mangu

Senin pagi menjelang siang tepatnya tanggal 2 maret 2009 ketika bel istirahat baru saja terdengar tiba-tiba Lusi yang duduk di belakang bangkuku memanggiku dan menyampaikan suatu ide yang cukup menarik.”Chan, bagaimana menurutmu kalau tanggal 9 kita pergi ke Tawang Mangu?” aku terdiam sejenak memikirkan tepatnya hari apa tanggal 9 itu, belum sempat aku menemukan jawaban di angan-anganku tiba-tiba Lusi melontarkan kalimat seolah dia tahu apa yang aku pikirkan, “Tanggal 9 itu hari senin, maulid nabi, tanggal merah Chan, jadi kita libur” di akhir kalimatnya terlihat sedikit senyuman girang yang melintang di bibirnya. Aku pun juga ikut mengangguk sambil tersenyum memikirkan sesuatu. Tak lama kemudian aku bertanya padanya, “siapa saja yang akan ikut ke sana?” Lusi menjawab dengan sedikit bimbang dan menunjuk sambil berkata, “em… pelopornya Puthul dan Arga, yang ikut ada aku, vendy, tiwi, arivin, zulfa” aku masih sedikit bimbang memikirkan bagaimana supaya orang tuaku mengizinkan aku pergi ke sana bersama teman-teman mengingat baru saja tetanggaku meninggal karena dibunuh pacarnya di Tawang Mangu pasti susah meminta izin.

Empat hari kemudian aku memberanikan diriku meminta izin ke ibuku, tapi ibuku belum bisa memberi keputusan karena yang memegang wewenang tetap saja kepala keluarga. Ketika bapakku selesai sholat jumat aku memberanikan diri untuk meminta izin ke bapakku, aku sama sekali tak menyangka ternyata bapak memberiku izin. Sabtu paginya aku berunding lagi dengan teman-teman ternyata tambah anggota lagi dan aku belum punya pasangan untuk rela memboncengkanku karena terus terang aku belum begitu berani ke luar kota mengendarai motor sendirian. Akhirnya aku mengajak Yudha (temanku tapi lain sekolah) untuk memboncengkanku dan diapun tidak keberatan dengan ajakanku dan kita semua sepakat bahwa sebelum pukul 8.00 pagi kita harus sudah kumpul di rumah Lusi.


“Kringgggggggg………….!” Alarmku berbunyi tepat pukul 4.30 WIB aku terbangun sejenak untuk segera mematikan alarm dan mengambil air wudlu untuk menunaikan sholat Subuh . setelah itu aku kembali ke tempat tidur untuk melanjutkan mimpi indahku yang tertunda sejenak. Pukul 6.00 pagi sesegera mungkin aku mandi, mempersiapkan apa saja yang perlu di bawa, sarapan, kemudian menjemput Yudha di rumahnya karena kebetulan motornya dipakai ibunya.


Pukul tujuh lewat lima menit aku mulai mengendarai motorku dan menjemput Yudha sesuai dengan tempat yang kita sepakati kmarin, tentunya karena aku belum tahu dimana rumah Yudha. Selang beberapa saat aku dan Yudha pun berangkat menuju ke rumahnya Lusi di daerah Gading. Sesampai di depan gang menuju rumahnya Lusi HP ku berbunyi menandakan ada pesan masuk dari Lusi yang isinya bahwa dia baru saja bangun dari tidurnya. Wah aku langsung kecewa karena dia tidak konsekwen dengan kesepakatan yang telah kita sepakati sabtu kemarin.


“Ciiitttttttt…….!” Suara yang nyaring, dalam jangka waktu singkat dan secara tiba-tiba rem cakram depan beradu dengan ban motorku. Hal itu membuat badanku sedikit terpanting ke depan dan kehilangan keseimbangan selama 2detik. Kejadian itu karena Yudha yang sedang mengemudi terkejut karena aku memberitahukan kabar buruk dari Lusi. Raut wajahnya sontak berubah sekejab karena dari kemarin aku paksa berangkat pukul 7 pagi. Akhirnya dia mengajakku mencari warung untuk sarapan pagi di daerah Gading. Di sana aku hanya memesan es jeruk dan dia memesan 1 porsi makanan dan minuman. Beberapa menit berlalu akhirnya kami beranjak meninggalkan warung dan mengendarai motor sampai ke rumah Lusi.


Sesampai di sana terlihat Vendi sudah duduk di halaman rumah Lusi. “Lusi mana Ven?” tanyaku sambil sedikit melihat pintu rumahnya yang sedikit terbuka. “masih mandi” jawabnya singkat. Detik itu juga kakeknya menyambut kami dan membawakan satu buah kursi lagi karena tempat duduk di luar hanya tersisa satu. “Silakan duduk mbak, Lusi baru bangun tidur” sambutnya ramah sembari tersenyum. “Iya Kek, terimakasih” balasku dan kakeknya Lusi pun kembali masuk ke dalam rumah. Kira-kira 10 menit Lusi pun menemui kami dan ngobrol sambil menunggu teman-teman datang.


Tepat jam 9 semua anggota sudah berkumpul walaupun ada sedikit halangan. Sepuluh menit kemudian kita berangkat menuju waduk Langlung untuk menemui Ipan. Setelah Ipan menghampiri kami yang telah lama menunggu di depan KUD Langlung kami pun sepakat mamapir dulu ke rumah Ipan yang jaraknya sekitar 2,5 Km dari waduk. Sesampai disana kami pun disambut ramah oleh ayahnya, duduk sejenak dan menikmati sajian dari tuan rumah sambil menunggu Aldreg dan Gialrdi datang. Sekitar lima belas menit terlihat Gilardi dan Aldreg dating. Pukul 11.30 kita berpamitan dan segera berangkat menuju Tawang Mangu.


Rasa letihku terobati karena yang aku lihat di sepanjang jalan di kanan kiri terlihat hamparan pemandangan terbentang luas nan hijau. Udaranya yang sejuk sangat kontras dengan pemandangan pegunungan yang begitu indah. Baru kali ini ku rasakan ke Tawang Mangu mengendarai motor bersama teman-teman karena biasanya ke sini dengan keluarga.

Sesampai disana kita langsung memakirkan motor dan menitipkan helm di penitipan helm. Lalu kita mulai berjalan kaki menuju ke pembelian tiket masuk, kemudian kami langsung masuk dan mulai menuruni tangga satu per satu. Konon ada 1000 tangga disini, tapi setelah ku buktikan dengan menghitungnya baru sampai ke urutan 203 ada yang mengajakku bicara dan aku tak sanggup lagi mengingat sudah berapa anak tangga yang aku lalui. Aku lanjutkan saja perjalananku menyusuri sampai anak tangga terbawah kira-kira ada 500 tangga. Sesampai di bawah kita duduk sejenak untuk mengembalikan tenaga. Terasa cukup kita lanjutkan perjalanan menuju air terjun. Sesampai di tepi, teman-teman khususnya yang laki-laki ganti pakaian dan mulai menyusuri batu-batu besar dan sampai ke air terjun. Aku pun ikut menyusul mereka dengan membawa HP untuk mendokumentasikan pengalaman ini. Sesampai di bawah air terjun, sekujur tubuhku langsung basah terkena semburan air. Lebih tepatnya seperti orang kehujanan. Karena permintaan teman-teman aku beranikan diri untuk mengambil beberapa gambar mereka walaupun akhirnya HPku juga ikut basah kuyup. Setelah itu Yudha mengajakku turun menepi karena sudah kedinginan. Kemudian kita menemui Tiwi dan Arifin yang sudah bosan menunggu pakaian dan barang teman-teman. Lalu aku dan Yudha makan di warung sate yang tidak jauh dari tempat Tiwi dan Arifin berada. Setelah itu kita sedikit berjalan-jalan ke tangga yang belum pernah kita lalui. Ternyata disana lebih sejuk dan pemandangannya lebih indah.


Pukul 13.30 cuaca sedikit tidak bersahabat pertanda sebentar lagi akan turun hujan dan kita pun berkumpul dan mulai menaiki ratusan tangga. Setapak demi setapak kita langkahkan kaki menuju jalan keluar. Terlihat Tiwi berjalan tak beralas kaki dan membawa sendalnya di tangan, entah karena takut sendalnya rusak atau tak sanggup lagi memakai sendal. Berduyung-duyung tak hanya kami yang mandi keringat karena naik ratusan tangga, tapi semua kalangan ada, mulai dari bayi, balita, remaja, sampai orang yang lanjut usia pun juga ada, yang membuatku amat tak tega yakni di depanku ada bapak-bapak kira-kira umurnya sekitar 37-40 tahun membawa barang dagangannya di peti barang dan yang membuat hati ku iba, bapak itu hanya punya satu kaki. Tangan kirinya digunakan untuk memikul kotak barangnya, dan tangan kanan memegang kayu yang digunakan untuk menumpu tubuhnya. Aku berkata dalam hati, kita yang sehat jasmani baru setengah perjalanan saja sudah banyak yang mengeluh, apa lagi bapak yang didepanku ini. Setiap hari dia berdagang disini berarti setiap hari juga bapak ini harus melewati ratusan anak tangga. Padahal belum tentu hasil keuntungan yang didapatnya sebanding dengan usaha yang dilakukannya.


Waktu perjalanan menaiki tangga, aku dan beberapa orang lain sempat menjerit ketika ada 3 kera yang berkejaran melintas di dekatku. Mungkin saling berebut sang betina. Ada juga seekor kera yang sedang bersantai di atas pagar sambil meminum sisa sprite kaleng. Aku kecewa karena tidak sempat mengambil gambarnya.

Beberapa menit kemudian kami sampai di ujung pintu keluar, wajah-wajah berlumuran keringat tampak pada teman-temanku tak terkecuali aku. Kita duduk sejenak di samping gerbang dan kita lanjutkan menyusuri jalan menanjak menuju tempat parkir. Masing-masing menghidupkan motornya dan memulai perjalanan pulang. Baru 50 meter dari gerbang keluar, hujan lebat melanda. Aku dan Yudha menepi dan segera memakai jas hujan yang telah aku persiapkan sebelumnya. Anehnya 10 meter dari tempat kami menepi, sama sekali tidak hujan. Bahkan ketika aku menoleh ke belakang, terlihat pasukan hujan menyerbu jalanan beraspal. Akhirnya kami menepi lagi, melepas jas hujan dan melanjutkan perjalanan. Beberapa meter kemudian gerimis lagi dan kita tetap tidak memakai jas hujan. Sesampai melewati suatu masjid, terlihat teman-temanku melambaikan tangan ke arah kami. Aku dan Yudha segera menghampiri mereka yang sedang berteduh di area parkir masjid. Tentu saja karena sebelumnya kami sempat terpisah. Kami berteduh sejenak disana. Semuanya ada kecuali Lusi dan Vendi. Kita sama sekali belum berpapasan di jalan. Hujan mulai reda dan kita semua mulai melanjutkan perjalanan dengan mengendarai motor bersamaan.


Sesampai di Bejen tak tahunya Vendi dan Lusi sudah di belakangku. Sampai di Jaten aku berpisah dengan teman-teman karena harus mengantarkan Yudha sampai di rumahnya. Akhirnya sekitar pukul 15.50 aku sudah sampai di rumah dan langsung mandi, sholat dan segera sms teman-teman hanya sekedar memastikan kabar bahwa mereka sampai ke rumah masing-masing dengan selamat.

Rabu, 25 Maret 2009

WARNING

guys...maap eah..
akhu lg ga da waktu buad posting...




hhihihihihihihihi....
sog sibug ne...

Rabu, 11 Maret 2009

goTic hair style

hi guys...
belakangan ini gw lagi gencar gencarna cari sample gotic hair style...tuw cemua karna gw uda gag betah dengan rambut gw yg makin panjang dan uda ga mau diatur lagi.. ujung-ujungna uda kasar & bercabang....walopun ke scul pake kerudung tapi gw jg perhatiin kesehatan ama kesuburan rambut di kepala gw...

buka majalah di salon salon... ga da yang menarik,...
browsing di internet....gitu" adjah...kurang sangar!!
gw pengen puna hair style yang ga satupun ada orang ngembarinnya!!! khususna di area jawa!!!

nah...inilah beberapa model hair style yg menarik perhatian gw,....

 

 
   
 

akhirna....
aku memutuskan untuk...potong sebahu...tetep tomboy... tapi berkesan goTic!!!!!!
tapi tetep cuantik...
heheheehee

Sabtu, 21 Februari 2009

Wayang Kulit

Malam di Yogyakarta akan terasa hidup jika anda melewatkannya dengan melihat wayang kulit. Irama gamelan yang rancak berpadu dengan suara merdu para sinden takkan membiarkan anda jatuh dalam kantuk. Cerita yang dibawakan sang dalang akan membawa anda larut seolah ikut masuk menjadi salah satu tokoh dalam kisah yang dibawakan. Anda pun dengan segera akan menyadari betapa agungnya budaya Jawa di masa lalu.

Wayang kulit adalah seni pertunjukan yang telah berusia lebih dari setengah milenium. Kemunculannya memiliki cerita tersendiri, terkait dengan masuknya Islam Jawa. Salah satu anggota Wali Songo menciptakannya dengan mengadopsi Wayang Beber yang berkembang pada masa kejayaan Hindu-Budha. Adopsi itu dilakukan karena wayang terlanjur lekat dengan orang Jawa sehingga menjadi media yang tepat untuk dakwah menyebarkan Islam, sementara agama Islam melarang bentuk seni rupa. Alhasil, diciptakan wayang kulit dimana orang hanya bisa melihat bayangan.

Pagelaran wayang kulit dimainkan oleh seorang yang kiranya bisa disebut penghibur publik terhebat di dunia. Bagaimana tidak, selama semalam suntuk, sang dalang memainkan seluruh karakter aktor wayang kulit yang merupakan orang-orangan berbahan kulit kerbau dengan dihias motif hasil kerajinan tatah sungging (ukir kulit). Ia harus mengubah karakter suara, berganti intonasi, mengeluarkan guyonan dan bahkan menyanyi. Untuk menghidupkan suasana, dalang dibantu oleh musisi yang memainkan gamelan dan para sinden yang menyanyikan lagu-lagu Jawa.

Tokoh-tokoh dalam wayang keseluruhannya berjumlah ratusan. Orang-orangan yang sedang tak dimainkan diletakkan dalam batang pisang yang ada di dekat sang dalang. Saat dimainkan, orang-orangan akan tampak sebagai bayangan di layar putih yang ada di depan sang dalang. Bayangan itu bisa tercipta karena setiap pertunjukan wayang memakai lampu minyak sebagai pencahayaan yang membantu pemantulan orang-orangan yang sedang dimainkan.

Setiap pagelaran wayang menghadirkan kisah atau lakon yang berbeda. Ragam lakon terbagi menjadi 4 kategori yaitu lakon pakem, lakon carangan, lakon gubahan dan lakon karangan. Lakon pakem memiliki cerita yang seluruhnya bersumber pada perpustakaan wayang sedangkan pada lakon carangan hanya garis besarnya saja yang bersumber pada perpustakaan wayang. Lakon gubahan tidak bersumber pada cerita pewayangan tetapi memakai tempat-tempat yang sesuai pada perpustakaan wayang, sedangkan lakon karangan sepenuhnya bersifat lepas.

Cerita wayang bersumber pada beberapa kitab tua misalnya Ramayana, Mahabharata, Pustaka Raja Purwa dan Purwakanda. Kini, juga terdapat buku-buku yang memuat lakon gubahan dan karangan yang selama ratusan tahun telah disukai masyarakat Abimanyu kerem, Doraweca, Suryatmaja Maling dan sebagainya. Diantara semua kitab tua yang dipakai, Kitab Purwakanda adalah yang paling sering digunakan oleh dalang-dalang dari Kraton Yogyakarta. Pagelaran wayang kulit dimulai ketika sang dalang telah mengeluarkan gunungan. Sebuah pagelaran wayang semalam suntuk gaya Yogyakarta dibagi dalam 3 babak yang memiliki 7 jejeran (adegan) dan 7 adegan perang. Babak pertama, disebut pathet lasem, memiliki 3 jejeran dan 2 adegan perang yang diiringi gending-gending pathet lasem. Pathet Sanga yang menjadi babak kedua memiliki 2 jejeran dan 2 adegan perang, sementara Pathet Manura yang menjadi babak ketiga mempunyai 2 jejeran dan 3 adegan perang. Salah satu bagian yang paling dinanti banyak orang pada setiap pagelaran wayang adalah gara-gara yang menyajikan guyonan-guyonan khas Jawa.

Sasono Hinggil yang terletak di utara alun-Alun Selatan adalah tempat yang paling sering menggelar acara pementasan wayang semalam suntuk, biasanya diadakan setiap minggu kedua dan keempat mulai pukul 21.00 WIB. Tempat lainnya adalah Bangsal Sri Maganti yang terletak di Kraton Yogyakarta. Wayang Kulit di bangsal tersebut dipentaskan selama 2 jam mulai pukul 10.00 WIB setiap hari Sabtu dengan tiket Rp 5.000,00.

Kamis, 05 Februari 2009

seNi musik Dayak

Pria Dayak Kenyah yang memainkan alat musik Sampe'
Alat Musik Sampe
Photo: AsiaFoto.com

Suku Dayak memiliki bermacam-macam alat musik, baik berupa alat musik petik, pukul dan tiup. Dalam kehidupan sehari-hari suku di pedalaman ini, musik juga merupakan sarana yang tidak kalah pentingnya untuk penyampaian maksud-maksud serta puja dan puji kepada yang berkuasa, baik terhadap roh-roh maupun manusia biasa. Selain itu musik alat-alat musik ini digunakan untuk mengiringi bermacam-macam tarian.

Seperti halnya dalam seni tari, pada seni musik pun mereka memiliki beberapa bentuk ritme, serta lagu-lagu tertentu untuk mengiringi suatu tarian dan upacara-upacara tertentu. Masing-masing suku memiliki kekhasannya sendiri-sendiri.


Alat Musik Suku Dayak:

Alat Musik

Keterangan

Gendang
Ada beberapa jenis Gendang yang dikenal oleh suku Dayak Tunjung:
  • Prahi
  • Gimar
  • Tuukng Tuat
  • Pampong
Genikng
Sebuah gong besar yang juga digantungkan pada sebuah standar (tempat gantungan) seperti halnya gong di Jawa.
Gong
Sama seperti gong di Jawa, dengan diameter 50-60 cm
Glunikng
Sejenis alat musik pukul yang bilah-bilahnya terbuat dari kayu ulin. Mirip alat musik saron di Jawa.
Jatung Tutup
Gendang besar dengan ukuran panjang 3 m dan diameter 50 cm
Jatung Utang
Sejenis alat musik pukul dari kayu yang berbentuk gambang. Memiliki 12 kunci, tergantung dari atas sampai bawah dan dimainkan dengan kedua belah tangan.
Kadire
Alat musik tiup yang terbuat dari pelepah batang pisang dan memiliki 5 buah pipa bambu yang dibunyikan dengan mempermainkan udara pada rongga mulut untuk menghasilkan suara dengung.
Klentangan
Alat musik pukul yang terdiri dari enam buah gong kecil tersusun menurut nada-nada tertentu pada sebuah tempat dudukan berbentuk semacam kotak persegi panjang (rancak). Bentuk alat musik ini mirip dengan bonang di Jawa. Gong-gong kecil terbuat dari logam sedangkan tempat dudukannya terbuat dari kayu.
Sampe
Sejenis gitar atau alat musik petik dengan dawai berjumlah 3 atau 4. Biasanya diberi hiasan atau ukiran khas suku Dayak.
Suliikng
Alat musik tiup yang terbuat dari bambu. Ada beberapa jenis suliikng:
  • Bangsi / Serunai
  • Suliikng Dewa
  • Kelaii
  • Tompong
Taraai
Sebuah gong kecil yang digantungkan pada sebuah standar (tempat gantungan). Alat pemukul terbuat dari kayu yang agak lunak.
Uding (Uring)
Sebuah kecapi yang terbuat dari bambu atau batang kelapa. Alat musik ini dikenal juga sebagai Genggong (Bali) atau Karinding (Jawa Barat).

Lima jurus gebrakan Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia

Gendut Riyanto, Illustration, 1977

(Gendut Riyanto, Illustration, 1977)

1. Dalam berkarya, membuang sejauh mungkin imaji “seni rupa” yang diakui hingga kini, (gerakan menganggapnya sebagai “seni rupa lama”) yaitu seni rupa yang dibatasi hanya di sekitar: seni lukis, seni patung dan seni gambar (seni grafis).

Dalam Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia, penetrasi di antara bentuk-bentuk seni rupa di atas, yang bisa melahirkan karya-karya seni rupa yang tak dapat dikategorikan pada bentuk-bentuk di atas, dianggap “sah” (”Seni Rupa Baru”).

Dalam berkarya, membuang sejauh mungkin imaji adanya elemen-elemen khusus dalam seni rupa seperti elemen-elemen lukisan, elemen-elemen gambar dan sebagainya. Keseluruhannya berada dalam satu kategori, elemen-elemen rupa yang bisa berkaitan dengan elemen-elemen ruang, gerak, waktu dan sebagainya.

Dengan begitu, semua kegiatan yang dapat dikategorikan ke dalam seni rupa di Indonesia, kendati didasari “estetika” yang berbeda, umpamanya yang berasal dari kesenian tradisional, secara masuk akal dianggap sah sebagai seni rupa yang hidup.


2. Membuang sejauh mungkin sikap “spesialis” dalam seni rupa yang cenderung membangun “bahasa elitis” yang didasari sikap “avant-gardisme” yang dibangun oleh imaji: seniman seharusnya menyuruk ke dalam mencari hal-hal subtil (agar tidak dimengerti masyarakat, karena seniman adalah bagian dari misteri hidup?).

Sebagai gantinya, percaya pada segi “kesamaan” yang ada pada manusia dikarenakan lingkungan kehidupan yang sama. Percaya pada masalah-masalah sosial yang aktual sebagai masalah yang lebih penting untuk dibicarakan daripada sentimen-sentimen pribadi. Dalam hal ini, kekayaan ide atau gagasan lebih utama daripada ketrampilan “master” dalam menggarap elemen-elemen bentuk.


3. Mendambakan “kemungkinan berkarya”, dalam arti mengharapkan keragaman gaya dalam seni rupa Indonesia. Menghujani seni rupa Indonesia dengan kemungkinan-kemungkinan baru, mengakui semua kemungkinan tanpa batasan, sebagai pencerminan sikap “mencari”. Dari sini, menentang semua penyusutan kemungkinan, antara lain sikap pengajaran “cantrikisme” di mana gaya seorang guru diikuti murid-muridnya, yang sebenarnya dapat berbuat lain, memperkaya kemungkinan “gaya” seni rupa Indonesia.


4. Mencita-citakan perkembangan seni rupa yang “Indonesia” dengan jalan mengutamakan pengetahuan tentang Sejarah Seni Rupa Indonesia Baru yang berawal dari Raden Saleh. Mempelajari periodisasinya. melihat dengan kritis dan tajam caranya berkembang, menimbang dan menumpukkan perkembangan selanjutnya ke situ. Percaya bahwa dalam Sejarah Seni Rupa Indonesia Baru ini terdapat masalah-masalah yang sejajar bahkan tidak dimiliki buku-buku impor, dan mampu mengisi seni rupa Indonesia dengan masalah yang bisa menghasilkan perkembangan yang bermutu.

Mencita-citakan perkembangan seni rupa yang didasari tulisan-tulisan dan teori-teori orang-orang Indonesia, baik kritikus, sejarawan ataupun pemikir.

Menentang habis-habisan pendapat yang mengatakan perkembangan seni rupa Indonesia adalah bagian dari sejarah seni rupa Dunia, yang mengatakan seni adalah universal. yang menggantungkan masalah seni rupa Indonesia pada masalah seni rupa di Mancanegara.


5. Mencita-citakan seni rupa yang lebih hidup, dalam arti tidak diragukan kehadirannya, wajar, berguna, dan hidup meluas di kalangan masyarakat.

SENI RUPA DAUR ULANG


Bagaimana gaya tokoh vang sudah almarhum saat menyedot rokok? Tengoklah di Galeri Semarang, Semarang, Jawa Tengah, 28 Juli hingga 6 Agustus mendatang. Ada lima lukisan potret tokoh dengan posisi kepala berbeda, ada yang teleng ke kiri, ada yang teleng ke kanan. Tapi semuanya dalam pose yang seragam: jari tangan kiri menjepit rokok yang sedang bertengger di bibir. Ibu jari tak tampak, jari telunjuk dan jari tengah menjepit rokok, dan jari manis berjarak dengan keduanya dan agak menutup jari kelingking di bagian ujungnya. Pose jari tangan pada karya lukis Agus Suwage dalam pameran bertajuk "On Appropriation" ini mirip pose jari tangan potret penyair Chairil Anwar. Agus menempelkan pose jari tangan kanan dan rokok Chairil Anwar pada potret artis serba bisa Benyamin Sueb serta Tatanka Iyotake alias Sitting Bull, yang memimpin 3.500 pejuang suku. Indian Sioux dan Cheyerme menggempur pasukan berkuda Amerika pada 1876. Sitting Bull ash merokok dengan pipa panjang.

Ada juga potret pelukis asal. Haiti, Basquiat, dan gitaris band musik cadas Nirvana, Kurt Donald Cobain, yang meninggal di garasi rumahnya pada 1994. Jari dan rokok Chairil Anwar juga menempel pada lukisan potret pemain drum kelompok rock 1970-an, Led Zeppelin, John Henry "Bonzo" Bonham.


Praktek main tempel inilah yang dimaksudkan kurator Rifky.Effendy sebagai tindakan appropriation (penyetaraan). Dalam seni rupa Banal, tulis Rifky dalam konsep kuratorialnya, istilah appropriation merujuk pada penggunaan elemen pinjaman dalam. suatu karya seni. "Sejak dekade 1980 istilah ini juga mengacu pada yang lebih khusus, mengutip karya seniman lain untuk menciptakan karya baru," katanya.

Rifky menunjuk kenakalan pelukis surealis Spanyol, Salvador Dali, pada 1954, yang menggarap potret La Gioconda atau Mona Lisa karya Leonardo da Vinci lewat karya lukis berjudul Self Portrait as Mona Lisa. Di tangan Dali, keelokan paras Mona Lisa berubah, tak hanya secara visual, tapi juga maknawi


Di Indonesia, menurut Rifky, pada abad ke-19 Raden Saleh Sjarif Bustamam meminjam karya pelukis Belanda, Nikoolas Pieneman, Gevangenneming van Diponegoro, bertarikh 1830. Di tangan Raden Saleh, adegan penangkapan Pangeran Diponegoro di Magelang, Jawa Tengah, menjadi karya dengan makna baru yang bersifat politis.


Pada 1990-an, ada pegrafis Tisna Sanjaya yang sering mencuplik citraan lukisan klasik pada karya etsa. Bahkan dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung, Asmujo Jono Irianto, habis-habisan mengambil citraan karya yang pernah ada sebagai parodi bagi seni rupa kontemporer dalam sebuah pameran beitajuk "Kleptosign".


Kini, pada pameran ini, Rifky mencoba mengumpulkan 13 "pendaur ulang" karya seni rupa. Ada perupa yang sudah melekat dengan gaya daur ulang semacam Agus Suwage. Menurut Rifky, Suwage sejak 1995 mulai menggarap karya berwatak apropriasi. Ia juga mengadopsi gagasan kebentukan perupa asing.


Selain Suwage, sejatinya tak ada perupa pendaur ulang yang konsisten dalam pameran ini. Mereka adalah perupa yang secara alamiah terpengaruh gagasan atau. elemen rupa dari sana-sini. Yang terjadi dalam pameran ini adalah kurator mengorder karya dengan kata kunci: citraan tokoh.


Hasilnya, dosen ITB, Aminudin TH. Siregar, memajang pose foto dirinya bersama seorang perempuan berjas lengkap memegang tongkat berdiri di atas meja dengan ekspresi, wajah bego. Tak ada yang mengejutkan dari karya yang sengaja dikutip dari karya performance art Gilbert dan George, Singing Sculpture, ini.


Atau karya Dipo Andy, 32 tahun, yang bergaya pop-art ala Andy Warhol, dengan menukangi citraan potret wajah tokoh dunia. Bedanya, Dipo Andy menggunakan teknik cat akrilik di atas kanvas, sedangkan Andy Warhol menggunakan teknik grafis. Astari Rasyid menampilkan lukisan pasangan yang berdansa dengan latar belakang istana merdeka. Ia mencuplik foto bekas presiden Megawati dalam pose yang sama. Adapun karya Wiyoga Muhardanto, 23 tahun, mampu merampas perhatian tanpa harus direcoki dengan kurasi praktek apropriasi. Karya patungnya dari bahan resin itu berbentuk benda fungsional dari citraan bentuk belulang manusia. Semisal, citraan tulang rusuk menghasilkan bentuk kutang tradisional perempuan Jawa dan tulang jari tangan menghasilkan citraan sepatu. atau headphone.

Tapi pameran ini menyisakan problem etik yang mengganggu: bagaimana tanggung jawab etik perupa yang mengutip citraan karya orang lain?