Kamis, 01 Januari 2009

JAKARTA - Serbuan band-band baru yang sepertinya menyingkirkan dominasi pemain-pemain lama, tampaknya, tidak berpengaruh besar terhadap band-band yang sudah punya nama. Sepanjang 2008, band-band besar masih menempati posisi puncak dalam hal mendulang rupiah.

Berdasar penelusuran Jawa Pos, grup band Slank menjadi salah satu band dengan bayaran paling mahal di Indonesia saat ini. Untuk satu kali show, pemilik lagu Gosip Jalanan itu dibanderol Rp 100 juta, sejajar dengan Dewa 19.

Menurut Masto, manajer Slank, band yang beranggota Kaka (vokal), Bimbim (drum), Abdee (gitar), Ridho (gitar), dan Ivanka (bas) itu sudah menghitung-hitung bahwa harga tersebut merupakan angka wajar.

Rata-rata dalam satu bulan, Slank tampil di empat panggung. Dengan kata lain, dari aktivitas panggung saja, uang bersih yang mereka terima mencapai Rp 400 juta per bulan. Uang itu, kata Masto, digunakan untuk menghidupi personel, manajemen, dan membantu label yang mereka dirikan, Slank Record. "Tapi, untuk acara sosial, kami sering juga tidak dibayar," ujar Masto kepada Jawa Pos kemarin (29/12).

Begitu pun Dewa 19. Menurut Ahmad Dhani, untuk sebuah tur, tarif band tersebut dibanderol Rp 100 juta. "Maka, kalau lagi ada masalah terus sampai membatalkan tur, bisa dihitung betapa banyak kerugiannya," katanya saat ditemui di studio Dewa 19 belum lama ini.

Untuk show eceran alias satuan, Dewa 19 bisa lebih mahal. Menurut Marissa, saudara kandung Dhani sekaligus pengurus Republik Cinta Management, tarifnya sekitar Rp 125 juta.

Grup band Gigi sedikit berbeda. Sebagai band papan atas, grup yang terdiri atas Armand (vokal), Budjana (gitar), Thomas (bas), dan Handy (drum) itu tidak pasang tarif terlalu tinggi. Tarif untuk satu kali show rata-rata Rp 85 juta.

Hal itu sekaligus menjadi salah satu strategi. Terbukti, Gigi menjadi band yang konsisten dan termasuk rutin keliling dari panggung ke panggung. "Maka, job Gigi itu terus dan stabil. Dalam satu bulan, bisa 15 kali manggung, bahkan kadang lebih," ujar Ria H.D., kakak kandung Armand yang juga aktif di event organizer (EO) penyelenggara konser lokal.

Ria menambahkan, dalam satu hari, Gigi bisa tampil dua kali. Salah satunya saat Ramadan belum lama ini. "Bulan puasa itu, satu bulan 25 kali manggung," paparnya. Bila sekali manggung dipukul rata Rp 25 juta, dalam sebulan itu Gigi mendulang Rp 625 juta.

Lain halnya Padi. Meski pernah merasakan bayaran Rp 300 juta dalam satu kali pentas, saat ini mereka memasang tarif fleksibel. "Bergantung siapa penyelenggaranya, lokasi, sponsor, dan bujet. Tidak kami patok," kata Ricky, sang manajer.

Sementara itu, untuk mengundang grup band Peterpan, penyelenggara harus merogoh kocek hingga Rp 90 juta. Namun, jika untuk road show minimal tampil di lima kota, Ariel dan kawan-kawan bisa didatangkan dengan harga lebih hemat Rp 10 juta menjadi Rp 80 juta. "Dari dulu (sejak popularitas meningkat, Red) kami memang segitu. Kalau lihat dari kondisi dan kemampuan EO, sponsor, harga itulah untuk sekelas Peterpan," ungkap Budi Soeratman, manajer band asal Bandung itu.

Dengan bayaran itu, Peterpan biasanya tampil dengan durasi sekitar dua jam atau rata-rata 12 lagu. dalam satu bulan selama masa promosi album, Peterpan rata-rata tampil enam kali.

Tarif Nidji juga tidak jauh berbeda. Sebagai band yang sedang digemari, untuk mengundang Giring dan kawan-kawan, dibutuhkan biaya Rp 75 juta. "Kami buka harga segitu. Masih bisa nego, bergantung hal lain," kata Agung Febriyanto alias Vele, manajer Nidji. Menurut Vele, saat ini, jadwal panggung Nidji per bulan sekitar 10-15 kali.

Harga band Ungu juga dikabarkan mendekati angka Rp 100 juta. Namun, hingga berita ini ditulis, tidak ada satu pun pihak dari band pelantun Demi Waktu itu yang bisa dikonfirmasi.

Di kategori penyanyi solo, para diva pop Indonesia masih menjadi yang termahal. Harga suara Krisdayanti, Titi D.J., Ruth Sahanaya, Rossa, dan Vina Panduwinata berkisar Rp 75 juta per pertunjukan. Menurut salah seorang yang dekat dengan manajemen penyanyi-penyanyi top wanita itu, sekalipun mengundang paket 3Diva, biayanya tetap dihitung per personel. Maka, harganya menjadi Rp 75 juta dikali tiga. "Tapi, itu tarif reguler. Kadang juga musisi bisa menaikkan harga bergantung animo masyarakat," ungkap sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan tersebut.

Tidak ada komentar: